
Republik BBM Memecah Rekor Ketawa di Indosiar
Perspektif Online
25 April 2006
(disusun dari laporan Herdian Lasut)
Hampir bisa dipastikan bahwa kali ini Republik BBM memecahkan rekor ketawa, paling tidak dari segi lamanya acara yaitu dua jam. Waktu terlewatkan tanpa terasa karena terisi lawakan serta diskusi baik yang guyon maupun yang "dalam". Sindiran-sindiran seperti biasa mengandung pelesetan pada pemerintah dan aktivitas politiknya. Kali ini Wimar diberi peran sebagai penasehat yang berasal dari negeri asing yang menyampaikan pendapat kepada Presiden BBM.

Episode ini membawakan materi tentang infrastruktur dan masalah perempuan. Data tentang jalan, kereta api dan kekerasan terhadap perempuan diringkas dalam beberapa tabel angka . Sementara makin banyak kejelasan yang bisa kita saksikan mengapa penjual buah-buahan di Indonesia menjadi rugi padahal kita punya banyak penghasilan hasil bumi.Ada penjual yang dateng dari Bandung, ada juga dari Medan, ada juga yang super slow dari Solo yang perdagangannya diganggu oleh infrastruktur yang semakin merosot. Tidak terlewatkan juga penjual yang galak dari Jakarte. Ceritanya mereka dateng untuk bertemu Presiden dan Wapres Republik BBM dengan maksud baik untuk memberikan upeti berupa buah2an sekalian memenuhi impian mereka untuk bertemu dengan kepala Negara. Pada akhirnya setelah bertemu dengan sang pemimpin mereka menjadi kecewa karena niat baik mereka sudah hangus dalam perjalanan.
Penulis blog baru Hayat.Mansur (HM) dari InterMatrix mencatat bahwa judul episode ini adalah “Habis Terang Terbitlah Gelap”. Betapa tidak menjadi gelap jika melihat data infrastruktur seperti kerusakan jalan di Indonesia bukan berkurang malah meningkat. Sebaliknya, kekerasan terhadap perempuan malah meningkat bukannya berkurang.
HM mencatat nama-nama yang tampil selama dua jam itu: Taufik Savalas, Ucup Keliek, Denny Chandra, Effendi Gazali, empat mis impian Dahlia, Lulu, Lisye, dan Ati, Ratna Bantara Murti (direktur LBH Apik), Angelina Sondakh, Edo Kondologit, Tata Dado, grup musik Hitrow, Ebiet G. Ade, Sujiwo Tedjo dan paling penting pembawa kemeriahan, mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang dengan jaket kuningnya dan IISIP Jakarta.
Yang membuat heboh untuk kita-kita dari PO adalah dukungan rombongan IMX yang diceriterakan blogger kita Rizka: "Rombongan Intermatrix berangkat dari kantor.... sempet berfoto bersama ... Biasa, tradisi narsis... transportasi ada 2 mobil.... rombongan pertama, mobil diisi oleh WW, HW, IP, IK, MW dan HM [pilot: IK]. Lalu mobil kedua diisi oleh HL, RN, SM dan MA [pilot: HL]."

Disamping itu Republik BBM membahas tentang peranan wanita di Indonesia dengan mengundang Ratna Bantara Munti dari LBH APIK dan Angelina Sondakh, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat. Mereka bicara serius mengenai wanita yang ingin disetarakan sebagai manusia. Tidak hanya itu saja, kebetulan malam itu dilengkapi cukup dengan kedatangan wong cilik yang ingin bertenu presiden dan kedatangan pula orang2 dari Afrika yang ingin tinggal di Indonesia dengan alasan mereka bisa investasi dan belanja karena Republik ini terkenal dengan produk luar tapi buatan orang setempat.

Sudah jelas ternyata sindiran dan kritikan yang selalu dijalankan memang selalu dianggap sebagai guyon Akhirnya mendingan dengerin Republik Benar Benar Mabok daripada dengerin Republik tetangga. Coba tanya kenapa??? Memang sudah ilmiah barang kali ...
52 Comments: