
Ligaya: Di Indonesia Tinggal Harimau Sumatera Saja Yang Tersisa
Perspektif Wimar
06 May 2008
Oleh: Didiet Adiputro
Harimau mati meninggalkan belang, harimau punah meninggalkan cerita. Mungkin pepatah tersebut bisa saja dialami oleh generasi kita yang akan datang, karena mereka kemungkinan hanya bisa mendengar cerita dan gambar tentang harimau, tanpa bisa melihatnya langsung. Hadir sebagai narasumber di Perspektif Wimar kali ini adalah Dr.drh. Ligaya Ita Tumbelaka seorang ahli penangkaran harimau, yang kali ini ditemani Melissa Karim sebagai co host.
Ketertarikan dr. Ligaya kepada harimau, dikarenakan kharisma harimau yang besar dan semakin langkanya keberadaan hewan yang berada pada posisi paling atas rantai makanan tersebut. Di Indonesia, tinggal harimau Sumatera saja yang tersisa. Untuk itu upaya penangkaran dilakukan agar bisa ditingkatkan populasinya.
Teka-teki apakah harimau memang berpoligami? Dibenarkan oleh Ligaya. “harimau memang berpoligami”. Tapi jangan kemudian disamakan dengan orang yang punya istri banyak, harimau berpoligami karena di alam liar mereka hanya bertemu pasangannya pada saat reproduksi saja, jadi sangat wajar dong.
Sementara menurut Ligaya yang juga berprofesi sebagai studbook keeper ini, harimau yang ada di penangkaran memang dibuat berpoligami, selain untuk peningkatan populasi, juga agar silsilah dan penyebaran genetiknya dapat terpantau dengan baik.
Wanita yang pernah menerima Tribute of Woman Award 2008 ini beranggapan bahwa kandang harimau memang harus dibuat sedemikian rupa mirip habitat aslinya, karena di penangkaran pola reproduksinya sama dengan di alam liar. Kebanyakan musim kawinnya, kalau ngga musim hujan atau musim dingin, tutur “mak comblang” harimau ini.
Kita sepakat, kalau penangkaran harimau harus dibuat mirip seperti situasi aslinya di alam liar, supaya mereka nggak malu-malu kalau mau kawin dan was-was takut ada yang ngintip. Ayo lestarikan satwa langka Indonesia!
26 Comments: